Jumat, 17 Juni 2011

MAJALAH SANTRI SEBAGAI MEDIA PENGAMALAN ILMU DAN DAKWAH

Oleh: Dzaki Ahmada_SANTRI UNRAM

Santri merupakan sebagai sebuah gelar bagi para pelajar yang menuntut ilmu di sebuah pesantren ataupun pemondokan yang diasuh oleh seorang murabi atau yang biasanya disebut kyai. Di pesantren, seorang santri diberi bimbingan pengajaran agama islam sepenuhnya, yang diharapkan agar nantinya ilmu agama yang didapatkan bias diamalkan untuk dirinya sendiri ataupun untuk masyarakat tempat dia mengabdikan dirinya nantinya. Pengamalan ilmu yang didapat dari pesantren dapat berupa sebuah dakwah secara langsung melalui majlis-majlis pengajian, ataupun dapat pula berada di madrasah-madrasah dan sekolah-sekolah. Pengamalan ilmu memang sangat dianjurkan dalam islam. Karena bila seorang santri mempunyai ilmu namun tidak diamalkan, maka ilmu yang dimiliknya menjadi sia-sia dan tidak bermanfaat, bagaikan sebuah pohon yang tidak berbuah, seperti yang dikatakan oleh sebuah mahfudzat arab,
العلم بلا عمل كالشجربلا ثمر
Artinya: Ilmu tanpa diamalkan, seperti pohon tanpa buah.
Oleh karena itu, wajib bagi seorang santri guna mengamalkan ilmunya agar ilmu yang dimilikinya menjadi bermanfaat dan tidak sia-sia hasil jerih payah menuntut ilmunya di pesantren yang sudah dilakukannya.
Beberapa santri berpikiran bahwa untuk mengamalkan ilmunya, dia hanya bias mengamalkan ilmunya melalui majlis-majlis pengajian ataupun melalaui mengajar di madrasah-madrasah dan sekolah-sekolah. Padahal, banyak cara yang bisa dilakukan untuk pengamalan ilmu agama atau ilmu lain yang dimiliki oleh seorang santri. Dari berbagai bidang, kesehatan, pendidikan, politik, dan lain-lain, seorang santri bias mengamalkan ilmu yang dimilikinya sesuai dengan kemampuan dan kompetensi yang dimilikinya, yang diperoleh dari pesantren.
Untuk mengamalkan ilmunya, santri juga seharusnya menggunakan suatu media agar untuk pengamalan ilmu yang dimiliki menjadi lebih efektif dan lebih mudah diterima oleh masyarakat awam. Media – media yang digunakan untuk menyebarluaskan atau mengamalkan ilmu juga sangat beragam, dari media cara mengajar, media music, media informatika, media cetak, media elektronik dan sebagainya. Majalah merupakan salah satu media cetak yang bias digunakan sebagai media pengamalan ilmu bagi seorang santri. Apabila seorang santri masuk dalam sebuah redaktur majalah yang ada, maka dia bias memanfaatkan kesempatan tersebut untuk menggunakannya sebagai media atau alat perantara transfer ilmu yang dimilikinya.
Majalah dirasa sangat efektif sekalli untuk dijadikan suatu media pengamalan ilmu agama atau yang biasa disebut dengan dakwah. Karena kebanyakan dari penikmat majalah adalah dari golongan kawula pemuda yang masih mempunyai semangat juang yang tinggi untuk menjadi tumpuan kehidupan masa depan bagi suatu Negara. Karena ada pepatah arab yang mengatakan,
ان في يد الصبان امر الامة, و في اقدا مهم حيا تها
Artinya : sesungguhnya di tangan pemuda itu urusan umat (Negara) , dan di kaki-kaki mereka (tertumpu) kehidupan umat.
Dengan berdasar mahfudzat diatas, kita bisa menarik kesimpulan bahwa, ketika santri menggunakan majalah - yang kebanyakan pembacanya adalah para kawula muda- untuk dijadikan sebagai media dakwah dan pengamalan imu yang dimiliknya, maka dakwah dan pengamalan ilmu yang dilakukannya akan tepat sasaran untuk mengubah masa depan Negara menjadi lebih baik dengan penerapan – penerapan kehidupan yang islami yang ditanamkan melalui sebuah majalah. Dengan menggunakan majalah sebagai media dakwah, seorang santri akan dapat membuat kehidupan kawula muda menjadi lebih islami, sehingga terhindar dari kehidupan-kehidupan menyesatkan yang berasal dari budaya-budaya asing yang buruk yang menyesatkan kehidupan para pemuda.
Melalui peran majalah, selain untuk media penyebaran dakwah, majalah juga bias digunakan sebagai sebuah media belajar bagi seorang santri. Seorang santri wajib untuk terus belajar mencari ilmu, baik agama maupun ilmu dunia, di sepanjang kehidupannya. Karena nabi Muhammad SAW mewajibkan kita untuk belajar di sepanjang hidup kita, long live learning atau belajar sepanjang hayat, dari dalam kandungan sampai dengan kita mati nanti. Dengan majalah kita bias mendapatkan informasi yang kita gali dari berbagai sumber informasi, bisa berupa tinjauan pustaka, penelitian, ataupun wawancara yang dilakukan secara langsung kepada narasumber. Dengan begitu, selain mengamalkan ilmunya, seorang santri bias terus menambah dan meng-upgrade ilmunya.
Majalah memang mempunyai banyak sekali manfaat bagi seorang santri. Dengan majalah, santri bias menggunakannya sebagai media dakwah yang sangat efektif dan tepat sasaran. Selain itu, dengan majalah, kita bisa terus menggali informasi sedalam-dalamnya guna terus menambah ilmu kita, sehingga kita menjadi orang yang bermanfaat untuk diri kita, agama, dan bangsa.

1 komentar:

Faya mengatakan...

Bisakah kami ikut mengisi secuil pengalaman kami di Majalah santri??

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls