Minggu, 05 Februari 2012

Kan ku songsong hari esok, karena ku cinta hari ini dan ku pernah melihat hari kemarin



Taukah
Anda bahwa Duta Anak Indonesia Tahun 2009 adalah seorang Santri Pondok Pesantren? Ya. Dialah sosok sahabat santri kita kali ini. Seorang Santri Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Daerah Garut, Jawa Barat.

Nama lengkapnya Haidar Abdurrohman (18). Santri yang baru naik kelas XII MA Daarul Arqam Putra ini dikenal oleh teman-temannya sebagai sosok yang supel dan baby face. Tak banyak bicara, namun prestasinya patut untuk dibicarakan. Dua tahun lalu, santri kelahiran Bandung ini menjadi Duta Anak Indonesia Bidang Perlindungan Khusus Tahun 2009. Di tahun yang sama, sahabat santri kita ini juga terpilih menjadi pembaca Deklarasi Anak Indonesia dalam puncak peringatan Hari Anak Nasional Tahun 2009 di depan jajaran menteri-menteri Kabinet Indonesia Bersatu.


Awalnya saya adalah salah satu delegasi Provinsi Jawa Barat dalam Kongres Anak Indonesia 2009 di Depok. Dari 330 peserta delegasi tiap provinsi se-Indonesia tersebut, terpilih 10 (sepuluh) Duta Anak Indonesia. Termasuk saya terpilih menjadi Duta Anak Indonesia Bidang Perlindungan Khusus” ujar santri remaja yang hobi berorganisasi ini. Dialah satu-satunya dari 330 peserta delegasi yang berlatar belakang pondok pesantren alias satu-satunya santri. Bahkan boleh dibilang, dialah santri pertama sebagai Duta Anak Indonesia.

Sebagai Duta Anak Indonesia Tahun 2009 dia sudah melakukan banyak hal yang luar biasa. Di antaranya mensosialisasikan UUD Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak kepada anak-anak jalanan, anak-anak penyandang cacat dan di rutan (rumah tahanan) Jawa Barat. Selain itu, ia juga aktif menjadi pembicara di berbagai acara yang membahas masalah anak-anak. “Setelah melihat anak-anak seperti mereka (anak jalanan, anak-anak penyandang cacat.red), saya menjadi lebih peka. Saya tersadar dan merasa harus menjadi solusi bagi mereka. Jadi, semua saya jalani dengan nyaman dan ikhlas untuk mereka.”

Haidar, kini menjabat sebagai ketua FAD (Forum Anak Daerah) Jawa barat. Lagi-lagi  dialah satu-satunya ketua FAD yang berlatar belakang pondok pesantren alias santri. Bagi lelaki yang punya cita-cita menjadi ketua MPR ini, menjadi ketua FAD adalah hal yang sangat luar biasa, khususnya dalam hal berorganisasi. Di FAD, ia menemukan suasana yang nyaman dan cocok dengan sifatnya yang supel dan suka bersosialisasi dengan masyarakat. Bisa berinteraksi dengan banyak orang dengan kepribadian masing-masing.

Hebatnya, meski dia adalah Duta Anak Indonesia dan hingga sekarang mengemban amanah yang begitu luar biasa, ia tidak pernah melupakan tugas utamanya sebagai seorang santri. Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Daerah Garut Jawa Barat telah menjadi tempat baginya memperdalam ilmu agama Islam sejak umur 13 tahun.

Saya ingin menjadi anak yang mandiri dan bertanggung jawab. Itu alasan saya masuk pondok pesantren. Di pondok pesanten, saya mempelajari ilmu kehidupan, kebersamaan dan belajar mengerti antar satu sama lain. Membentuk suatu keutuhan yang utuh. Bagi saya, pondok pesantren adalah miniatur kehidupan dunia, miniatur bermasyarakat. Selain itu, di pondok pesantren saya mampu membangun kokoh benteng agama saya. Mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk bagi saya” terangnya.

Kegiatannya di Pondok Pesantren umumnya sama dengan santri lainnya. Mulai bangun tidur pukul 04.00 pagi dan beraktivitas hingga pukul 22.00 malam. Belajar dikelas, mengaji kitab, tadarus Al-Quran, kegiatan ekstrakulikuler, semua sama. Tak ada yang berbeda. Kombinasi kurikulum agama dan umum yang seimbang, menambah padatnya jadwal belajar para santri. Selain aktif di FAD, di dalam Pondok Pesantren ia aktif menjabat sebagai Kepala Bidang Kaderisasi Sumber Daya Manusia Ikatan Pelajar Muhammadiyah Darul Arqam. Soal pembagian waktu antara kegiatan pondok dan kesibukan organisasinya, Haidar melakukannya dengan apik. Ia malahan mengaku sering keluar Pondok Pesantren untuk menghadiri undangan menjadi pembicara di berbagai kegiatan di luar kota. Namun, ia berusaha untuk belajar sendiri mempelajari materi-materi yang telah ia lewatkan.

Prestasi dan kemahirannya di Pondok Pesanten juga tidak kalah dengan kemahirannya berorganisasi. Hal ini terbukti dengan seringnya ia menyabet juara dari berbagai lomba. Di antaranya, Juara 1 lomba debat Ghazwatul Fikir, Juara 3 Dakwah Bahasa Indonesia dan Juara 3 Lomba Puisi Bahasa Inggris. Tengok saja pandangannya terkait masalah umat Islam saat ini. “Manusia pada dasarnya adalah pelupa. Perlu untuk diingatkan, agar kembali ke jalan yang benar. Namun, tidak sedikit orang yang hanya bisa memerintah dan mengingatkan orang lain saja tanpa memperhatikan perbuatannya sendiri. Seperti yang termaktub dalam Surat Ash-Shaf ayat 2-3. Prinsip yang saya pegang adalah Khoirun Nas Anfa’uhum Lin Nas. Saya ingin bermanfaat dan menjadi pengingat bagi orang lain. Saya tidak memerintah atau mengingatkan mereka secara lisan, tetapi saya berbuat. Menjaga perilaku dan berbuat baik kepada semua orang, dengan sendirinya mereka akan tersadar dan teringatkan oleh perbuatan baik kita” 

Di penghujung wawancara, ia berpesan kepada seluruh kawan-kawan santri di seluruh Indonesia, “Jangan pernah minder menjadi santri, kita semua harus bangga dan menunjukkan bahwa santri itu hebat. Bukan hanya orang yang pintar membaca Al–Quran dan beribadah saja. Tetapi dapat berguna bagi seluruh rakyat Indonesia. Jadi janganlah malu untuk menuunjukan bahwa kita adalah Santri. Dan jangan sembunyikan bahwa identitas kita adalah santri!” tutup pemuda yang mengidolakan Jendral Sudirman dan  Sahabat Rosulullah Jafar ini.

Haidar adalah potret santri yang sesungguhnya. Mesngamalkan semua nilai-nilai kemanusiaan dan ajaran2 Islam kepada masyarakat di sekitarnya, khususnya kepada anak-anak. Bukankah memang tugas utama santri nantinya adalah mengabdi bagi masyarakat. Namun faktanya, tidak sedikit santri yang mengacuhkan hal ini. Merasa hidup di penjara “suci”, tak ada waktu untuk berkreasi dan berprestasi. Akan tetapi, Haidar mampu membuktikan kepada kita, bahwa santri juga bisa berprestasi dan mengabdi. Merdeka untuk anak-anak dan santri. Selamat Hari Kemerdekaan!

Nama              : Haidar Abdurrohman
TTL                : Bandung, 26 Oktober 1993
Alamat           : Jl. Wangsa Praja Wetan No 12 Kota Baru Parahiyangan Padalarang Bandung
Nama Ibu       : Dra. Yusi Riksa Yustiana . M.pd
Nama Ayah   : Dachlan Ismail. SH
Motto              : Kan kusosong hari esok, karena ku cinta hari ini, dan ku pernah melihat hari kemarin.
Hobi                : Berorganisasi, main komputer, membuat artikel dan back packer.
Cita – cita       : Pengen jadi ketua MPR dan Jadi Ahli tata kota paling hebat di dunia,
Pendidikan    :  TK Aisyah 9 Bandung
                           SDN Sukarasa 3
                           Mts. Darul Arqam Putra
                           MA. Darul Arqam Putra
                           Pondok Pesatren Darul Arqam Muhammadiyah Daerah Garut
Prestasi           : Duta Anak Indonesia Bidang Perlindungan Khusus Tahun 2009
                          Pembaca Deklarasi Anak Indonesia dalam Puncak Peringatan Hari Anak Nasional Tahun 2009
                          Menjadi Pembicara dalam acara Anti Bullying di SMA PGII 2 Bandung
Pengalaman Oraganisasi :
1.         Ketua Umum Forum Anak Daerah Jawa Barat 2010 – 2012
2.         Wakil ketua Forum Anak Daerah Jawa Barat 2008-2010
3.         Kepala Bidang Kaderisasi Sumber Daya Manusia Ikatan Pelajar Muhammadiyah Darul Arqam Garut 2010-2011
4.         Sekertaris Bidang Kaderisasi Sumber Daya Manusia Ikatan Pelajar Muhammadiyah Darul Arqam Garut 2009-2010
Prestasi di Sekolah :
Prestasi di sekolah tidak lebih dari ranking 5,6,7 terus berputar-putar dengan angka tersebut, semenjak saya membagi waktu untuk belajar dengan organisasi. Tetapi saya tidak merasa rugi, karena bagi saya ini adalah pilihan dan keputusan saya yang sangat tepat.
Juara 1 Lomba debat Ghazwatul Fikir
Juara 3 Dakwah Bahasa Indonesia
Juara 3 Lomba puisi Bahasa Inggris

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls